top of page
ngoepilah

NGULIK: GRIND SIZE


Close up grind size coarse

Buat penyeduh berjiwa peneliti, pasti pernah ngutak-atik grind size pas nyeduh kopi. Di cobain tu, dari yang alus banget sampe yang kasar, pas diseduh apa dampaknya. Percobaan simpel yang hasilnya bisa langsung kita rasakan, kalo mau nyoba disarankan menggunakan metode tubruk aja ya untuk awal-awal.


Grind size kaitannya sama luas permukaan gesek kopi-air.


Makin kasar grind size, makin sedikit luas total permukaan geseknya, makin kecil juga peluang ekstraksinya. Air makin gampang lewat.


Makin halus grind size, makin luas total permukaan geseknya, makin besar juga peluang ekstraksinya. Air makin susah lewat.


Simpelnya 2 itu patokannya. Ini dasar.


Tujuan artikel ini adalah membantu temen-temen penyeduh untuk nentuin grind size yang sesuai, tanpa alat analisa seperti di lab.


Berikut hal-hal yang harus disiapkan:

1. Brewing plan yang fix dan mudah, misalnya resep easy v60

3. Grinder

4. Set alat seduh umum, misal V60

5. Notes dan alat tulis untuk mencatat


Oh ya, pada artikel kali ini, lebih fokus kepada grind size untuk metode V60.


Dalam brewing plan, kita ada patokan waktu seduh. Ini menjadi kunci dalam proses pengamatan kita yang tanpa menggunakan alat lab.


Grind size mempengaruhi hasil dan waktu seduh

Pada RESEP EASY V60, waktu seduh ada di 02.30 untuk grind size medium coarse, coba deh grind sizenya dijadiin medium atau medium fine.


Kira-kira apa yang terjadi?


Perhatikan juga dampak pada setiap tuangan.


Kamu akan menemukan air sangat lama turun, kopinya semakin lama tergenang air, dan kemungkinan banyak partikel yang sangat halus bersatu membentuk lapisan seperti lumpur atau kita sebut slurry.


Pengamatan kualitatif ini penting karena asumsinya kita tidak bisa tes menggunakan alat lab untuk mengetahui persentase ekstraksi kopinya. Catat hasil pengamatan.


Setelah diganti ke medium-fine, berapa total waktu seduhnya? Pada menit ke 02.30 pasti masih banyak air menggenang dan belum netes ke server.


Tunggu hingga semua air selesai ekstraksi kemudian catat waktu seduh dan kamu bisa rasakan hasil seduhannya. Perhatikan juga warna dan aromanya.


Selesai ekstraksi, tidak ada air menggenang, tidak ada slurry

Sekarang kita coba menggunakan grind size coarse, ulangi semua langkahnya.


Apa yang terjadi?


Di sini kamu akan menemukan air mengalir melewati tumpukan kopi begitu mudah, terlalu cepat untuk mengekstrak dengan baik.


Tidak apa-apa, lanjutin terus sesuai brewing plan.


Ingat, pada percobaan ini brewing plan kita sama, satu-satu-nya hal yang kita ubah dari brewing plan adalah grind size. Cara penuangannya pun harus sama karena kita hanya mengamati pengaruh grind size terhadap ekstraksi.


Setelah selesai, seharusnya waktu seduh menjadi sangat singkat, ga sampe 02.30 udah tidak ada air menggenang.


Perhatikan hasil seduhannya, dari warnanya, aromanya, kemudian rasakan. Bandingkan dengan grind size yang medium fine, medium coarse dan coarse.


Mana yang paling cocok dengan selera kamu? Ini bisa beda-beda, itu target pertama penyeduhan. Nyeduh yang sesuai selera sama yang minumnya.


Target kedua dan target yang lebih keren adalah nyeduh seduhan yang masuk kategori good extraction. Dimana ketika orang lain nyoba pun akan nyaman, pada dasarnya akan nyaman diminum siapa saja. Kalo ini, dalem pembahasannya. Advance nih :)


Coba buat temen-temen yang udah nyoba, sharing pengalamannya di sini.





Sebuah catatan kumulatif Tim Ngoepilah

Artikel ditulis oleh Stevie



398 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


!
Widget Didn’t Load
Check your internet and refresh this page.
If that doesn’t work, contact us.
bottom of page